Rekrutmen Pendamping Desa 2016 Menebar Duka Menoreh Luka

Rekrutmen Pendamping Desa 2016 Menebar Duka Menoreh Luka - Petisi Untuk Presiden Republik Indonesia - Pelaksanaan ujian tes tertulis yang menjadi bagian dari tahapan rekrutmen tenaga pendamping profesional tahun 2016Kemendesa sudah dilaksanakan kemarin Sabtu 28 Mei 2016. Rekrutmen tahun ini yang digadang-gadang bakal menjadi tonggak awal baru Kemendesa dalam menyelenggarakan proses rekrutmen yang adil, bersih dan jujur ternyata masih meninggal noda hitam yang menebarkan duka dan menoreh luka bagi yang gagal mengikuti tes tertulis. Ratusan orang harus memupus impian dan harapannya untuk menjadi pendamping desa karena tidak cukup waktu dan persiapan untuk menuju lokasi tes yang dipusatkan di provinsi. Ada tidak dapat tiket kapal, ada yang sudah kehabisan tiket pesawat bahkan ada yang sama sekali kalau pengumuman sudah keluar. Huuhh, kemana akal sehat dan hati nurani pemimpin negeri ini ? Bagaimana mungkin hanya dengan waktu 1 hari peserta yang rata-rata berasal dari pelosok kepulauan di nusantara ini bisa berpacu dengan waktu menuju provinsi ? Sudah adilkah perlakuan seperti ini menurut anda ?

Petisi untuk Presiden
Petisi Untuk Presiden Republik Indonesia

Atas dasar rasa empati dan simpati kepada mereka-mereka yang tidak mendapat kesempatan mengikuti tes tertulis, maka penulis berinisiatif untuk menulis sebuah petisi yang ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia agar memberikan kesempatan tes tertulis gelombang ke-2 bagi mereka mereka yang tidak sempat hadir karena terlambatnya pengumuman dari Kemendesa dan jeda waktu yang pendek.

Bapak Presiden Republik Indonesia harus membaca apa kata Sawatododo Ndruru dibawah ini:

Yth.Bpk.presiden Ir.jokowidodo cq.mentri marwan cc.ka.satkerbpmd sumut ....aku pulang ,kuterima kekalahanku^ slm anak...
Dikirim oleh Sawatododo Ndruru pada 26 Mei 2016

Bapak Presiden yang terhormat juga harus baca apa komentar Yeni Wati dari Natuna Kepulauan Riau dibawah ini:

Yeni
yeni2


Bapak Jokowi juga wajib baca apa kata Ilyas Bonter dari Sorong Papua Barat dibawah ini :

Ilyas Bonter

Ketiga orang diatas hanyalah sebagian kecil saja dari ratusan orang yang harus menelan pil pahit kekecewaan gagal mengikuti seleksi. Sudah sepatutnya dan selayaknya kita bersimpati kepada mereka. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan demi rasa kemanusiaan, saya mohon bantuan teman-teman, para sahabat untuk ikut mendukung dan menandatangani petisi dibawah ini, sekaligus menyebarkannya melalui media sosial. Agar petisi ini akhirnya dapat dibaca langsung oleh Bapak Joko Widodo Presiden Indonesia dan memerintahkan Menteri Desa PDTT untuk memberikan kesempatan tes tertulis gelombang ke-2 sebagaimana yang diharapkan kawan-kawan kita calon pendampingdesa di seluruh pelosok negeri ini.



Saya ucapkan terimakasih bagi kawan-kawan yang mendukung petisi ini, ketidak adilan memang harus kita suarakan dengan lantang meski dengan segala resiko yang harus dihadapi. Negara ini negara demokrasi bukan negara tirani. Semoga para pembuat kebijakan dan keputusan yang telah menzalimi kami mendapatkan ganjaran yang setimpal nantinya. Salam Berdesa !!