Periode Emas Anak pentingnya peran Orang Tua

https://www.facebook.com/portgass.ace.1

Beliau mengenal Al Qur’an sejak dalam kandungan. Ibunda beliaulah yang mengenalkan Al Qur’an kepada beliau. Meka tidak mengherankan jika di usianya yang masih 9 tahun, beliau telah hafal seluruh ayat Al Qur’an dengan fasih bahkan beliau sampai mengkhatamkan 16 kali ketika perjalanan dari Mekkah menuju Madinah.
Selang setahun, kitab Al Muwatha’ karangan Imam Maliki yang berisikan 1.720 Hadist pilihan juga telah dihafal beliau. Siapakah beliau yang LUAR BIASA ini? Beliau adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i al-Muththalibi al-Qurasyi atau yang masyhur dikenal Imam Syafi’i.
Pada diri beliau terdapat bukti yang nyata hasil dari pendidikan di Usia Emas, yaitu dari usia dalam kandungan sampai usia 8 tahun. Diusia itulah kemampuan otak seorang anak memiliki kemampuan merekam informasi sangatlah tinggi. Apapun informasi yang diberikan kepada anak akan sangat berdampak kepada anak tersebut kelak di kemudian hari.

Keajaiban di usia Emas anak
Setiap bayi lahir dianugrahi oleh Allah S.W.T. 100 milyar sel otak. Layaknya jumlah bintang yang ada di Galaksi Bima Sakti. Saat anak usia 3 tahun, sel otak telah membentuk sekitar 1000 trilyun jaringan koneksi yang berbentuk layaknya tentakel Ubur-Ubur. Jumlah ini berbanding 2 kali lipat dari pada milik orang dewasa.  Setiap 1 sel otak dapat berhubungan dengan 15.000 sel lainnya.
Phyllis Poter dalam bukunya (Early Brain Development: What Parents And Caregivers Need Know), menerangkan bahwa periode 4 tahun pertama kehidupan seorang anak adalah Masa Kritis. Disinilah otak anak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Bahkan beberapa literatur menjelaskan 50% pembentukan Intelektualitas dan Intelegensi manusia terjadi pada usia 4 tahun. Sementara 30% diusia 8 tahun dan melewati usia tersebut hingga usia 18 tahun sekitar 20%. Dengan kata lain, perkembangan Intelektual anak dari saat lahir hingga usia 4 tahun, sama banyaknya dengan perkembangan Intelektual dari usia 4 tahun hingga 18 tahun.
Karena itulah, bila anak kita tidak mendapatkan lingkungan tumbuh kembang yang baik untuk merangsang perkembangannya, otak anak akan menderita, disinilah peran orang tua sangat penting. Untuk mendukung kesuksesan dalam pencapaian tersebut, orang tua harus membekali pribadi denga ilmu dan kasih sayang dalam memberikan Stimulasi. Hal ini dilakukan agar kemampuan anak dapat berkembang secara optimal dari segi Intelektual, Emosional, dan Spiritual.
Masa pertumbuhan anak adalah hal yang sangat krusial dan sangat menyayangkan sekiali jika dilewatkan begitu saja. Anak adalah aset sekaligus investasi yang luar biasa berharganya dibanding apapun di dunia ini. Itu sebabnya orang tua harus berhati-hati dalam memberikan stimulasi. Salain itu para orang tua juga harus paham betul dengan kondisi, prilaku, dan karakter anak dengan baik. Orang tua harus rajin dan tidak bosan-bosan memberikan stimulasi tersebut secara terarah untuk  

Merangsang Kemampuan Anak.
Pengalaman dari Dr. Remo H. Largo yang telah mengadakan penelitian khusus mengenai pendidikan anak-anak dan juga menulis buku-buku best seller mungkin berguna untuk kita. Beliau menyampaikan bahwa rumput tidak akan bisa tumbuh lebih cepat, walaupun rumput ini ditarik sekalipun juga. Tidak ada metode untuk memper cepat pertumbuhan anak. Pelajaran yang terbaik yang bisa kita berikan kepada sang anak, apa bila kita memberikan kesempatan agar anak tersebut tumbuh secara wajar sebagai layaknya seorang anak.
Maka jikalau ada orang tua punya keinginan untuk membentuk seorang anak yang “LUAR BIASA” janganlah sampai berlebihan menstimulasi si kecil. Bagaimanapun semua itu butuh proses. Stimulasi yang tepat dan benar tentusaja harus memperhatikan usia dan kebutuhan anak, serta berikanlah stimulan sambil bermain dengan suasana akrab dan menyenagkan. Sebaliknya stimulasi yang tidak tepat, apalagi terkesan memaksa, tentu akan mempengaruhi perkembangan anak. Bahkan bisa membuat anak trauma atau enggan melakukannya.

Menstimulasi Anak
Perlu diketahui para orang tua bahwa bayi belajar melalui panca indranya. Mereka bisa diberi rangsangan untuk melihat, mendengar, merasa, meraba dan mencium. Cara merangsang indra penglihatan, yaitu misalnya dengan memberi warna-warna kontras di dalam kamar bayi. Indra pendengaran dikembangkan dengan merekam berbagai suara. Setelah bayi bisa bicara, anda bisa bermain tebak-tebakan bersama anak dengan suara tersebut.
Ketika anak menginjak usia 2 bulan, otak mulai belajar menguasai emosi. Rasa enak dan tidak enak yang dulu dialami oleh bayi kini berkembang menjadi perasaan yang lebih kompleks ( senang, sedih, iri dan empati, bangga dan malu ). Oleh sebab itu, mengajak bicara penting untuk dilakukan, karena bisa mempercepat kemampuanya ber ekspresi sekaligus mempermudah anak dalam penguasaan kata-kata. Gaya bicara dengan nada tinggi berirama yang menyenangkan membantu bayi menghubungkan benda dengan kata-kata.
Setelah itu orang tua juga perlu mengetahui jika salah satu bagian dari otak anak adalah neuro pathway, yaitu bagian “bertanya” atau “keinginan”. Bila rasa ingin tahunya dipenuhi, neuro pathway  anak akan semakin kuat. Bila sebaliknya, keingin tahuannya selalu dimatikan atau dibatasi, neuro pathway-nya menciut dan rasa keingin tahuan itu hilang secara perlahan. Hal ini tentu akan berdampak pada kecerdasan dan wawasan anak kelak.

Mengasah Motorik Anak
Di usia emas ini, orang tua juga perlu mengenalkan anak pada konsep kesehatan badan selama masa emas ini. Rasulullah SAW bersabda ”Ajarilah anak-anak Kalian Berenag, Berkuda dan Memanah” (HR. Bukhari Muslim). Rahasia sehat ini kemudian terungkap oleh para ahli. Seluruh anggota tubuh, tulang rangka, otot-otot, dan sistem syaraf akan terangsan secara optimum dan menjadi semakin sehat. Karena itulah penunggang kuda yang hebat selalu bebas dari skit punggung.  Selain itu dengan menunggang kuda, kita bisa mencerahkan mata karena terdapat rangsangan pada saraf mata.
Sedangkan pada kegiatan memanah, terdapat pelatihan emosi dan fisik ketika meletakkan target pada sasaran. Memanah sangat menitik beratkan body balancing. Maka jika pemanah emosinya tertekan, anak panah akan tersasar. Secara tidak langsung memanah akan melatih manusia bersikap tenang dan stabil secara emosi. Ketika berenang, mental, fisik dan otot digerakkan untuk membuat suatu gerakan yang berkoordinasi antara dua anggota kaki dan dua anggota tangan. Tentu saja hal ini akan merangsang stamina menjadi lebih sehat.