Ada lagi yang bertanya.., apakah kami punya supplier jamur tiram yang menerima hasil panen jamur dengan jumlah besar..? Misalkan 100kg per hari..?
Pertanyaan-pertanyaan ini harus dijawab dengan jawaban.., yaa.. kalau memasarkan jamur tiram itu jangan terlalu dipikir sulit.. tapi juga jangan dipikir gampang.. Tapi dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian masyarakat.. dan juga meningkatnya konsumsi jamur, InsyaALLAH bisnis jamur tiram ini masih akan semakin prospektif..
Ya.. jamur itu harus dianggap sebagai sayuran biasa saja lah.. Jadi orang beli jamur sama saja dengan beli sayur.. jangan dianggap mahal..
Ok, untuk memasarkan jamur tiram putih.., kita memang harus melihat potensi daya serap yang ada di masyarakat sekitar kita..
Sebelumnya paling sederhananya kita harus survey ke pasar setempat apakah sudah ada pemasaran jamur tiram, seberapa besar kebutuhannya, dan bagaimana sistemnya. Setelah pasar, kita juga perlu membidik beberapa segmen yang lainnya seperti, warung, rumah makan, outlet-outlet jajanan (seperti jamur goreng, tahu goreng), supermarket, catering, dan sebagainya..
Bahkan sekarang, tempat jualan nasi goreng, capjay, chinese food, untuk membuat capjay sudah diberi jamur tiram.., dalam survey kami, satu outlet saja membutuhkan 2-3kg per harinya..
Jadi coba dipilah lagi dan diperhatikan potensi penjualan jamur tiram tadi..:
- Pasar tradisional
- Warung
- Rumah makan
- outlet jamur crispi, tahu crispi, singkong goreng keju plus jamur
- Outlet martabak
- Usaha catering
- Outlet nasi goreng
- Supermarket
- dll dsb deh..
Jreng.., kesimpulannya potensi penjualannya banyak sekali khan..? Kita tinggal membagi segmennya saja dan fokus pada penjualan ke bagian mana..
Pengalaman pribadi kami, pada awalnya penjualan jamur tiram kami ikut plasma saja. Untuk hal ini, memang resikonya sangat kecil, kita tidak perlu berfikir pada masalah pemasaran dan semua hasil panen jamur diterima. Namun memang, harga jamur tiram yang diterima juga tidak akan mahal. Kami sendiri saat itu sampai akhir 2008 diterima dengan harga Rp. 6000,- per Kg..
Nah.., dengan harga tersebut, walaupun ada keuntungan namun sangat sedikit.
Pemasaran ke warung/outlet
(curah saja)

Coba kita hitung, jika per baglog hasil jamur terjual sekitar 400gram, jadi akan menghasilkan uant 0,4x Rp. 6000,- = Rp.2400,-. Dengan harga baglog Rp.1800,-, keuntungan kotornya per baglog hanya Rp.600,-. Jadi dari 10.000baglog akan menghasilkan keuntungan kotor 6juta selama kurang lebih 5bulan (1bulan inkubasi 4 bulan produksi). Dari keuntungan kotor itu masih dikurangi operasional, pembayaran tenaga kerja, kontrak lahan dan sebagainya. Kesimpulan, keuntungan bersihnya tinggal 300.000 per bulan.. hehe dikit yaa..
(curah saja)
Pemasaran ke pasar tradisional dikemas per 200gram
Karena kondisi tersebut pada akhir 2008 kami dengan sedikit nekat mengajukan diri untuk keluar dari sistem plasma penjualan jamur tiram. Kami langsung melakukan survey di kota Malang dan Surabaya.., menawarkan jamur tiram. Dan Alhamdulillah responnya cukup baik dan prospektif. Syaratnya yaa.., kita jangan asal ngomong saja, kita harus benar-benar punya produk jamur tiram.. karena rata-rata pelanggan akan menanyakan kapan bisa mulai support. Di Malang dan Surabaya ada yang minta 2kg, 5kg, 10kg, 15kg, 7kg bahkan hanya 1,5kg perhari.. dari seluruh pelanggan kami kumpulkan ternyata permintaan per harinya mencapai 100kg.. Luar biasa.. dan rata-rata kami bisa menjual dengan harga Rp.8000 - Rp.10.000 per kg melihat grade dan kualitas jamur tiram..Bayangkan, dengan sistem plasma, beda harganya Rp.8000 - Rp.6000 = Rp.2000 per kg. Jangan anggap remeh nilai 2rb /kg ini.. panen dari 2 kumbung dengan kapasitas masing-masing 8000 baglog bisa mencapai 3200kg x2 = 6400kg, coba kalikan 2rb tadi. Selisih penjualan yang bisa didapat adalah sejumlah Rp. 12.800.000,- wow.. Luar biasa..!!!
Akhirnya dengan segala resikonya kami dengan bersemangat melakukan pemasaran sendiri saja. Walaupun harus bolak-balik Malang-Junggo Batu dengan jarak rata-rata 25km (pp 50km) untuk nilai 12juta an tadi..
Dan untuk ini kami hanya menggunakan sepeda motor.. karena rata-rata pelanggan meminta jamur tidak perlu dikemas, jadi dijual curah saja.., sehingga cost operasionalnya bisa cepat.
Berikut ini video pengemasan jamur untuk dijual ke pasar tradisional, membutuhkan cukup banyak tenaga untuk mengemas sekitar 80kg jamur:
Berikut ini video pengemasan jamur untuk dijual ke pasar tradisional, membutuhkan cukup banyak tenaga untuk mengemas sekitar 80kg jamur:
Bayangkan, jika menjual ke pasar tradisonal, harus dikemas 200gram, itu membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit (operasional mahal). Jika menjual curah, untuk hasil panen 100kg, cukup dikerjakan 3 orang saja.. Ahamdulillah..
Kesimpulannya ya yang tadi itu.. Pemasaran tidak perlu dipikir sulit.., tapi juga tidak gampang, bagaimana usaha kita saja. Dan jangan berfikir selalu harus menjual ke tengkulak atau supplier jamur tiram yang besar saja.., jika kita mampu langsung direct sell ke pelanggan, justru harga jamur yang kita jual juga bisa semakin tinggi..