Selang setahun, kitab Al Muwatha’
karangan Imam Maliki yang berisikan 1.720 Hadist pilihan juga telah dihafal
beliau. Siapakah beliau yang LUAR BIASA ini? Beliau adalah Abu Abdullah
Muhammad bin Idris asy-Syafi'i al-Muththalibi al-Qurasyi atau yang masyhur
dikenal Imam Syafi’i.
Pada diri beliau terdapat bukti yang
nyata hasil dari pendidikan di Usia Emas, yaitu dari usia dalam kandungan
sampai usia 8 tahun. Diusia itulah kemampuan otak seorang anak memiliki
kemampuan merekam informasi sangatlah tinggi. Apapun informasi yang diberikan
kepada anak akan sangat berdampak kepada anak tersebut kelak di kemudian hari.
Keajaiban di usia Emas anak
Setiap bayi lahir dianugrahi oleh
Allah S.W.T. 100 milyar sel otak. Layaknya jumlah bintang yang ada di Galaksi
Bima Sakti. Saat anak usia 3 tahun, sel otak telah membentuk sekitar 1000
trilyun jaringan koneksi yang berbentuk layaknya tentakel Ubur-Ubur. Jumlah ini
berbanding 2 kali lipat dari pada milik orang dewasa. Setiap 1 sel otak dapat berhubungan dengan
15.000 sel lainnya.
Phyllis Poter dalam bukunya (Early
Brain Development: What Parents And Caregivers Need Know), menerangkan
bahwa periode 4 tahun pertama kehidupan seorang anak adalah Masa Kritis.
Disinilah otak anak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Bahkan beberapa literatur
menjelaskan 50% pembentukan Intelektualitas dan Intelegensi manusia terjadi
pada usia 4 tahun. Sementara 30% diusia 8 tahun dan melewati usia tersebut
hingga usia 18 tahun sekitar 20%. Dengan kata lain, perkembangan Intelektual anak
dari saat lahir hingga usia 4 tahun, sama banyaknya dengan perkembangan Intelektual
dari usia 4 tahun hingga 18 tahun.
Karena itulah, bila anak kita tidak
mendapatkan lingkungan tumbuh kembang yang baik untuk merangsang
perkembangannya, otak anak akan menderita, disinilah peran orang tua sangat
penting. Untuk mendukung kesuksesan dalam pencapaian tersebut, orang tua harus
membekali pribadi denga ilmu dan kasih sayang dalam memberikan Stimulasi. Hal ini
dilakukan agar kemampuan anak dapat berkembang secara optimal dari segi Intelektual,
Emosional, dan Spiritual.
Masa pertumbuhan anak adalah hal yang
sangat krusial dan sangat menyayangkan sekiali jika dilewatkan begitu saja. Anak
adalah aset sekaligus investasi yang luar biasa berharganya dibanding apapun di
dunia ini. Itu sebabnya orang tua harus berhati-hati dalam memberikan
stimulasi. Salain itu para orang tua juga harus paham betul dengan kondisi,
prilaku, dan karakter anak dengan baik. Orang tua harus rajin dan tidak
bosan-bosan memberikan stimulasi tersebut secara terarah untuk
Merangsang Kemampuan Anak.
Merangsang Kemampuan Anak.
Pengalaman dari Dr. Remo H. Largo
yang telah mengadakan penelitian khusus mengenai pendidikan anak-anak dan juga
menulis buku-buku best seller mungkin berguna untuk kita. Beliau menyampaikan
bahwa rumput tidak akan bisa tumbuh lebih cepat, walaupun rumput ini ditarik
sekalipun juga. Tidak ada metode untuk memper cepat pertumbuhan anak. Pelajaran
yang terbaik yang bisa kita berikan kepada sang anak, apa bila kita memberikan
kesempatan agar anak tersebut tumbuh secara wajar sebagai layaknya seorang
anak.
Maka jikalau ada orang tua punya keinginan
untuk membentuk seorang anak yang “LUAR BIASA” janganlah sampai berlebihan
menstimulasi si kecil. Bagaimanapun semua itu butuh proses. Stimulasi yang
tepat dan benar tentusaja harus memperhatikan usia dan kebutuhan anak, serta
berikanlah stimulan sambil bermain dengan suasana akrab dan menyenagkan. Sebaliknya
stimulasi yang tidak tepat, apalagi terkesan memaksa, tentu akan mempengaruhi
perkembangan anak. Bahkan bisa membuat anak trauma atau enggan melakukannya.
Menstimulasi Anak
Perlu diketahui para orang tua bahwa
bayi belajar melalui panca indranya. Mereka bisa diberi rangsangan untuk
melihat, mendengar, merasa, meraba dan mencium. Cara merangsang indra
penglihatan, yaitu misalnya dengan memberi warna-warna kontras di dalam kamar
bayi. Indra pendengaran dikembangkan dengan merekam berbagai suara. Setelah bayi
bisa bicara, anda bisa bermain tebak-tebakan bersama anak dengan suara
tersebut.
Ketika anak menginjak usia 2 bulan,
otak mulai belajar menguasai emosi. Rasa enak dan tidak enak yang dulu dialami
oleh bayi kini berkembang menjadi perasaan yang lebih kompleks ( senang, sedih,
iri dan empati, bangga dan malu ). Oleh sebab itu, mengajak bicara penting
untuk dilakukan, karena bisa mempercepat kemampuanya ber ekspresi sekaligus
mempermudah anak dalam penguasaan kata-kata. Gaya bicara dengan nada tinggi
berirama yang menyenangkan membantu bayi menghubungkan benda dengan kata-kata.
Setelah itu orang tua juga perlu
mengetahui jika salah satu bagian dari otak anak adalah neuro pathway, yaitu
bagian “bertanya” atau “keinginan”. Bila rasa ingin tahunya dipenuhi, neuro
pathway anak akan semakin kuat. Bila
sebaliknya, keingin tahuannya selalu dimatikan atau dibatasi, neuro pathway-nya
menciut dan rasa keingin tahuan itu hilang secara perlahan. Hal ini tentu akan
berdampak pada kecerdasan dan wawasan anak kelak.
Mengasah Motorik Anak
Di usia emas ini, orang tua juga
perlu mengenalkan anak pada konsep kesehatan badan selama masa emas ini. Rasulullah
SAW bersabda ”Ajarilah anak-anak Kalian Berenag, Berkuda dan Memanah”
(HR. Bukhari Muslim). Rahasia sehat ini kemudian terungkap oleh para ahli. Seluruh
anggota tubuh, tulang rangka, otot-otot, dan sistem syaraf akan terangsan
secara optimum dan menjadi semakin sehat. Karena itulah penunggang kuda yang
hebat selalu bebas dari skit punggung. Selain
itu dengan menunggang kuda, kita bisa mencerahkan mata karena terdapat
rangsangan pada saraf mata.
Sedangkan pada kegiatan memanah,
terdapat pelatihan emosi dan fisik ketika meletakkan target pada sasaran. Memanah
sangat menitik beratkan body balancing. Maka jika pemanah emosinya tertekan,
anak panah akan tersasar. Secara tidak langsung memanah akan melatih manusia
bersikap tenang dan stabil secara emosi. Ketika berenang, mental, fisik dan
otot digerakkan untuk membuat suatu gerakan yang berkoordinasi antara dua
anggota kaki dan dua anggota tangan. Tentu saja hal ini akan merangsang stamina
menjadi lebih sehat.