Dalam membuat bibit F2, media yang paling banyak digunakan adalah media biji-bijian jagung, gabah, atau media campuran gergajian. Masing-masing media ini memiliki keunggulan dan kekurangan. Namun pada dasarnya semua media tersebut baik digunakan asalkan kualitasnya tetap diperhatikan.
Bibit F2 dengan media jagung
Bibit F2 dengan media jagung
Untuk membuat bibit F2 dengan media jagung, proses pembuatannya sama dengan membuat F1, hanya nantinya bibit yang diinokulasikan adalah bibit F1.Langkahnya adalah sebagai berikut:
- Pilih jagung dengan kualitas baik, baru, mulus tidak ada lubang-lubang bekas ulat.
- Cuci jagung dengan menggunakan air hingga bersih, pisahkan dengan kotoran.
- Rendam jagung selama 1 malam atau 2 malam.
- Cuci kembali jagung hasil rendaman tersebut
- Rebus di air mendidih hingga agak lunak (jangan terlalu lunak)
- Tiriskan pada tempayan bambu selama kurang lebih 20 menit hingga kadar airnya berkurang
- Masukkan ke dalam botol dan tutup dengan plastik tebal
- Sterilisasikan di autoclave selama kurang lebih 30 menit pada tekanan 2BAR.
- Keluarkan dan tunggu hingga suhu agak dingin sekitar 38 derajat C
- Lalu inokulasikan bibit jagung F1
- Perkembangan miselium pada bibit F2 lebih cepat, sekitar 15 hari dari inokulasi sudah dapat dipergunakan. Berikut ini adalah foto perkembangan miselium pada bibit F2 media jagung hari ke-2, hari ke-4, dan hari ke- 8. tampak pada hari ke-8 sudah mencapai 70%.
- Kualitas bibit lebih baik karena menggunakan media murni (jagung).
- Reaksi perkembangan miselium pada baglog jamur tiram putih lebih cepat dan kuat
Kekurangan bibit F2 media jagung adalah:
- Pembuatannya relatif lebih sulit (rentan terhadap kontaminasi)
- Pemilihan jenis jagung dengan kualitas baik terkadang tidak mudah
- Jika pada kumbung banyak hama tikus, bibit F2 media jagung beresiko untuk digunakan, karena seringkali baglog rusak karena bibit jagung yang terdapat pada baglog dimakan oleh hama tikus
Bibit F2 media gergajian
Membuat bibit F2 dengan menggunakan media gergajian yang perlu diperhatikan adalah kualitasnya. Media campuran gergajian ini digunakan karena lebih sedikit resikonya, tetapi hendaknya dibuat dengan campuran konsentrat agar bisa mendekati kualitas dari bibit media jagung. Proses pembuatannya adalah:
- Siapkan gergajian yang telah dicampur kapur dan dibiarkan selama kurang lebih 3 minggu.
- Kalau bisa pilih jenis gergajian dengan gradasi lebih besar/kasar.
- Beri sedikit kalsium dengan kadar 1%
- Taburkan beras jagung dengan perbandingan 1
- Taburkan bekatul/dedak kualitas baik dengan perbandingan 2
- Gergajian tadi perbandingan nya 3. Jadi takarannya 1:2:3 (beras jagung:bekatul:gergajian)
- Campur hingga merata, lalu masukkan ke dalam botol, tutup dengan plastik tebal
- Sterilisasikan menggunakan autoclave pada tekanan 2,5BAR selama kurang lebih 60 menit.
- Keluarkan dan biarkan mendingin hingga suhu kurang lebih 38 derajat C
- Inokulasikan bibit F1 kedalam media tadi
Kelebihan bibit F2 media gergajian adalah:
- Jika dibuat dengan perbandingan konsentrat tadi, maka kualitas sudah mendekati media murni biji-bijian jagung
- Resiko pada baglog lebih kecil karena media sudah sesuai (sama-sama gergajiannya dengan baglog)
- Lebih mudah dibuat (jarang kontaminasi)
- Tidak beresiko terhadap hama tikus
Kekurangan bibit F2 media gergajian adalah;
- Kekuatan bibit sedikit lebih rendah daripada bibit F2 media jagung
- Proses perkembangan miselium bibit F2 lebih lama daripada media jagung, ini wajar karena media gergajian lebih rapat rongga-rongganya daripada media jagung.
Karakter tumbuh jamur nantinya untuk baglog yang diinokulasikan dengan media jagung dan media gergajian juga sedikit berbeda pada panen pertama. untuk media jagung karena nutrisi lebih tinggi, biasanya karakter tumbuhnya bergerombol banyak tetapi kecil-kecil, untuk media gergajian normal saja.
Namun pada panen ke-2 dan seterusnya akan terpantau sama. Rekapitulasi hasil panen jamur biasanya juga sama saja..
Jadi, kesimpulannya dengan memperhatikan plus minus tadi, silahkan saja memilih, mau menggunakan media jagung, atau gergajian bibit F2 pada proses pembuatan baglog jamur tiram putih..