Berbudidaya jamur tiram di lahan terbatas

Seringkali kami ditanya, berapa jumlah baglog jamur tiram yang kami kelola..? Kalau saat ini, kumbung yang wajib kami isi secara berkala berjumlah total kurang lebih 26.000baglog.
Perinciannya: Kumbung di Dusun Junggo Desa Tulungrejo= Kumbung 1= 9000 baglog, kumbung 3= 5000 baglog, untuk kumbung 2 dan 4 dikarenakan masa sewa dan kondisi sudah rusak, tidak kami isi, lalu kumbung di Malang= Kumbung Bpk Imam = 7000 baglog, Kumbung Ibu Ita= 3000 baglog, Kumbung Bpk. Adam= 2000 baglog, totalnya = 26.000 baglog, jika Kumbung di Junggo no 3 dan no 4 bisa diisi kembali, maka kapasitasnya + 16.000baglog. Memang bukan jumlah yang luar biasa, tapi lumayan saja..

Pada awalnya kami memang membeli baglog jamur tiram untuk pengisian kumbung-kumbung tersebut, tetapi dikarenakan penjadualan dari produsen baglog tidak bisa dipastikan, akhirnya kami memilih untuk memulai merintis untuk pembuatan media baglog jamur tiram putih secara mandiri..

Yang kemudian sering jadi pertanyaan, berapa luas pabrik/tempat budidaya jamur tiram putih untuk membuat baglog yang kami miliki..?
Jawaban kami= kami ini hanya memproduksi baglog jamur tiram putih di garasi rumah saja..
Perinciannya =
  • Tempat mencampur dan logging di garasi 3x 10 = m2, sudah termasuk tempat steamer dan boiler.

  • Ruang inokulasi = 3 x 5 = 15m2
  • Ruang inkubasi = 3 x 5 = 15m2

  • Tempat menyimpan pasokan gergajian = 3 x 5 = 15 m2
Totalnya = hanya 75 m2 saja..!!
Dari lokasi itu, penjadualan kerja kami adalah untuk produksi normal 6000 baglog, 20 botol PDA, 100 botol F1, dan 1000 botol F2 per bulan
Jika harus dilembur karena pesanan tambahan max bisa sekitar 8000 baglog, untuk bibit PDA, F1, F2 tetap.

Bagaimana bisa memproduksi baglog dengan jumlah segitu di lahan yang terbatas..??
Untuk itu memang perlu direncanakan dan direkayasa teknik budidaya jamur tiram putih yang efisien..
Bagaimana caranya..?

Pertama kita hitung dan rencanakan dengan benar kapasitas baglog yang akan kita buat dan kita layani. Misalnya kami tadi sekitar 26.000 baglog totalnya.

Kedua, hitung kebutuhan baglog itu per bulannya dengan membagi jumlah total baglog dengan jumlah bulan efektif produksi yaitu sekitar 4 bulan. Jadi 26.000 / 4 = 6500 per bulan.

Ketiga, rencanakan kapasitas produksi harian. Misal dalam 6 hari membuat 1500 atau 2000 baglog. Dari sinilah kita atur sistem sterilisasinya. Pada tempat kami, untuk memproduksi sejumlah itu, berarti harus membuat sistem yang bisa memproduksi minimal 750 baglog dalam sekali proses. Dengan jumlah itu, berarti tidak mungkin membuatnya dengan sistem drum, karena akan memakan tempat. Lalu direncanakan dengan sistem steamer beton dan boiler sebagai alat penghasil steamnya.

Keempat, kita analisa lokasi, dan infrastruktur yang kita miliki, lalu sesuaikan dengan jumlah itu. Dalam proses ini jika lokasi bisa diatur tata letaknya untuk memproduksi, ya langsung jalankan saja. Jika kurang memadai, harus mengatur dengan mengurangi kapasitas produksi.

Nah.., dengan merencanakan dengan baik dari awal kapasitas produksi yang akan kita buat, InsyaALLAH penjadualan pengisian kumbung bisa dilaksanakan dengan baik.

Secara visualnya bisa dibuktikan dalam dokumentasi berikut ini:

Proses storage untuk penyimpanan serbuk gergajian, pada proses ini, serbuk gergajian kami campur dengan kapur sejumlah 1%, selanjutnya kami biarkan selama minimal 2-3 pekan agar sedikit melapuk.

Pencampuran serbuk gergajian dengan kapur

Proses mencampur media. Pada proses ini serbuk gergaji dicampur dengan bahan-bahan lain seperti kalsium 1%, bekatul 15%, molase sekitar 1% dan juga penambahan kadar airnya.

Pencampuran media dengan bekatul

Pengayakan agar terpisah dengan gradasi yang terlalu besar

Proses logging dan pemadatan. Pada proses ini media dimasukkan ke dalam pastik baglog yang ukuran umumnya adalah plastik 18x35cm. Berat media rata-rata yang ingin dicapai adalah sekitar 1,35kg. Untuk itu agar volume media yang masuk ke dalam baglog bisa agak banyak, perlu dilakukan proses pemadatan.

Proses logging, memasukkan media ke dalam baglog

Proses pemadatan

Proses sterilisasi pada steamer. Proses ini adalah proses utama yang sangat penting untuk dicapainya sebuah keberhasilan. Pada proses ini hendaknya dicapai suhu media hingga 100 derajat C agar bisa mematikan bakteri yang ada di dalamnya. Jika ingin memproduksi baglog dalam jumlah yang cukup banyak dalam sekali proses sterilisasi, harus digunakan peralatan yang memadai.

Salah satu media dalam steamer harus ditancapkan termometer sebagai indikator nantinya


Proses sterilisasi menggunakan steamer beton dengan boiler sebagai alat penghasil uap panas/steam nya


Proses sterilisasi harus sampai suhu media mencapai 100 derajat C


Proses inokulasi, yaitu memasukkan bibit F2 ke dalam media baglog yang telah disterilisasi tadi, pada proses ini hendaknya dilakukan di ruang tertutup dan steril.


Proses inokulasi

Proses inkubasi, karena keterbatasan tempat, kami hanya menyimpan baglog di ruang inkubasi selama 1 pekan saja, Alhamdulillah miselium sudah memanjang kurang lebih 20%-30% dan bisa dipindah ke kumbung produksi..

Inkubasi dengan sistem tidur untuk efisiensi tempat


Dalam bisnis jamur tiram putih yang benar-benar harus diperhatikan adalah kita ingin berbisnis ini pada kapasitas berapa..?
Jika baglog yang akan kita kelola jumlahnya sudah diatas 7000baglog, sebenarnya sudah layak untuk berbudidaya dengan membuat baglog sendiri. Apalagi yang sudah diatas 10.000baglog.
Kenapa..?
Karena profit dan jadual pengisian kumbung bisa diatur sesuai rencana. Bandingkan dengan membeli baglog, penjadualan belum tentu bisa diatur dengan baik (karena pemesanan baglog seringkali terlambat) dan juga harga baglog tentu lebih tinggi daripada memproduksi sendiri..

Untuk berbisnis jamur tiram putih dengan membeli baglog, sebenarnya hanya layak dilakukan jika kita tidak terlalu serius di bisnis ini. Dalam artian kita hanya memperlakukan bisnis jamur tiram sebagai sambilan saja. Simulasinya adalah sebagai berikut= Kita membeli baglog sejumlah 1000 buah dengan harga 1900/baglog, jadi modalnya Rp. 1.900.000,-. Lalu target panen kita adalah 390kg dengan harga jual Rp.8500, berarti hasil penjualan kotornya adalah = Rp. 3.315.000,-, dipotong modal, kita mendapat keuntungan bersih = Rp. 1.415.000,-. atau = kurang lebih mendapatkan hasil Rp. 353.000 per bulan.

Nah, kerja merawat 1000baglog itu tentu tidak perlu membayar orang, itu dengan santai sekali bisa kita lakukan sendiri, karena waktu kerjanya ya hanya maksimal 1jam saja per hari.... Penjualannya pun tentu tidak terlalu sulit, karena biasanya dengan kapasitas itu hanya habis di tetangga saja, malahan seringkali harga jual rata-rata bisa 10.000 per kg.. Jadi bisnis ini hanya diberlakukan sebagai sambilan santai saja..

Nah, jika sudah merencanakan bisnis hingga 10.000baglog, lalu kita menyewa lahan dan membayar tenaga kerja, tentunya profit yang didapat akan sedikit saja jika kita membeli baglog. Untuk mendapatkan profit yang lumayan, tentunya kita harus mulai merintis untuk membuat baglog secara mandiri..

Dan.. itulah yang kami lakukan, karena kami sendiri menghitung, dalam mengelola lebih dari 20.000 baglog dengan harga jual jamur rata-rata Rp. 8000/kg, lahan masih sewa, dan harus membayar tenaga kerja untuk biaya perawatan, bisnis ini tidak layak dilakukan jika harus membeli baglog, karena kami tidak bisa mengatur jadual pengisian kumbung dengan produsen baglog, dan share profit jika membeli baglog jamur juga lebih sedikit daripada jika kita bisa memproduksi baglog secara mandiri..

So.. semangat..!!! Bagi yang sudah menjalankan bisnis ini diatas 7000baglog, ayo mulai merintis untuk membuat baglog sendiri..
Bismillah.. InsyaALLAH pasti bisa kog..
Karena kami pun dulu hanya coba-coba saja dan Alhamdulillah diberi kemudahan oleh ALLAH SWT

Efisiensi Penggunaan Boiler

Boiler, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya adalah bejana tertutup dimana pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam.

Kami seringkali ditanya, kenapa menggunakan boiler, bagaimana boiler itu bekerja, dan mengapa kog boiler yang ada di foto kami itu efektif untuk sekitar 1000 baglog.., terus banyak juga yang bertanya, bahwa mereka sudah membuat sesuai dengan skema yang ada, tapi mengapa kog tidak menghasilkan steam yang diharapkan..?

Skema boiler sederhana

Posting kali ini semoga bisa sedikit menjelaskan apa itu boiler lebih detilnya dan bagaimana mengoperasikannya secara efektif sehingga dihasilkan steam/uap panas yang cukup untuk mensterilkan baglog jamur tiram putih.

Tekanan uap yang dihasilkan boiler

Dalam posting tentang boiler sebelumnya kami jelaskan bahwa boiler sederhana yang sering digunakan dalam budidaya jamur tiram putih ini biasanya menggunakan water tube boiler dan fire tube boiler. Umumnya pula boiler dibuat menggunakan tong/drum bekas..

boiler sederhana dari tong/drum bekas

Ini dilakukan karena memang agar bisa murah dalam membuatnya. Kalau kami sendiri menggunakan plat baja dengan tebal minimal 3mm.

Nah, dalam pengoperasian boiler, yang perlu benar diperhatikan adalah evaluasi kinerja boiler itu sendiri.

Kehilangan panas yang menurunkan kinerja boiler
Parameter kinerja boiler, seperti efisiensi dan rasio penguapan, berkurang terhadap waktu disebabkan buruknya pembakaran, kotornya permukaan penukar panas dan buruknya operasi dan pemeliharaan. Bahkan untuk boiler yang baru sekalipun, alasan seperti buruknya kualitas bahan bakar dan kualitas air dapat mengakibatkan buruknya kinerja boiler.

Secara umum ada beberapa hal yang menyebabkan kehilangan energi dalam pembangkitan uap panas atau steam dalam pengoperasian boiler. yang antara lain:
  • Kehilangan panas karena gas buang kering
  • Kehilangan panas karena steam dalam gas buang (akibat kebocoran)
  • Kehilangan panas karena kandungan air dalam bahan bakar
  • Kehilangan panas karena kandungan air dalam udara
  • Kehilangan panas karena bahan yang tidak terbakar dalam residu
  • Kehilangan panas karena radiasi dan kehilangan yang tidak terhitung

Nah.. apa maksudnya...????
Inti dari kata-kata kehilangan panas-kehilangan panas itu adalah pemanasan dari api untuk mendidihkan air di dalam boiler harus benar-benar termanfaatkan secara sempurna. Jangan ada atau jangan terlalu banyak panas api yang keluar yang mengakibatkan efisiensi pemanasan boiler menjadi berkurang.

Cara mengatasi kehilangan panas untuk meningkatkan efektifitas kerja boiler
Gimana caranya..???
  • Untuk bagian pembakaran, sebaiknya dibuatkan semacam burner untuk mengisolasi api secara lebih baik, burner itu bisa merupakan paket yang terintegrasi dengan boiler, bisa juga dibuatkan terpisah yang biasanya berupa pasangan bata untuk mengisolasi/lebih mengarahkan api ke dalam boiler.

  • boiler dengan burner terintegrasi bagian bawah di dalamnya terdapat lapisan cor beton untuk menahan panas

  • Lakukan perawatan boiler secara berkala dengan selalu membersihkan pipa-pipa pemanasan dan pipa cerobong agar panas api bisa terlewati secara sempurna.
  • Air yang digunakan pun harus baik, bersih, tidak keruh, ini untuk menghindari terjadinya endapan dalam boiler yang mengakibatkan umur pemakaian boiler itu akan lebih singkat. Jika endapan terjadi di dalam boiler, otomatis pemanasan yang diberikan akan semakin lama..

  • Periksa dengan teliti jika terjadi kebocoran, karena untuk sistem fire tube boiler, kebocoran sedikit saja, maka pipa pemanas akan langsung tidak dapat berfungsi sehingga steam yang dihasilkan akan kecil.
    Pembuatan boiler harus teliti karena terdapat banyak jaringan pipa yang apabila terjadi kebocoran akan mengurangi efektifitas kerja boiler

  • Cek dan periksa pula kontinuitas api, karena jika menggunakan bahan bakar gas LPG, seringkali terjadi penurunan tekanan akibat terbentuknya es pada tabung gas LPG dikarenakan gas yang dialirkan dengan tekanan secara kontinu...

Dengan apa yang telah dijelaskan tersebut dapat disimpulkan, boiler yang ada akan menghasilkan steam/uap panas bertekanan baik untuk mensterilkan baglog jamur tiram putih di dalam steamer jika panas api dapat dimanfaatkan secara efektif..

Untuk standard operasinya adalah sebagai berikut:
  • Jika menggunakan kayu bakar, sebaiknya dibuatkan semacam tungku untuk melokalisir api, selanjutnya api yang dihasilkan oleh kayu bakar sebaiknya ditiup dengan angin menggunakan kipas angin atau blower, sehingga pemanasan dapat berjalan dengan cepat.. otomatis panas steam yang terjadi juga bisa cepat.
    • Contoh tungku dari pasangan bata yang dibuat di bawah boiler agar pemanasan api bisa lebih sempurna

  • Jika menggunakan gas LPG, sebaiknya menggunakan kompor gas high pressure dan menggunakan burner. Regulator yang digunakan juga harus menggunakan regulator high pressure pula.
Kompor gas high pressure, panas apinya sebaiknya juga diisolasi dengan memberikan tutup di samping boiler agar pemanasan bisa lebih termanfaatkan

Boiler dengan kapasitas berapa liter efektif untuk memanaskan baglog sejumlah berapa dan pada steamer berkapasitas berapa..??
Pertanyaan seperti ini juga seringkali muncul, Nah.. untuk menjawabnya sekarang mari kita bahas sejauh mana efektifitas volume boiler terhadap pemanasan steam pada steamer/autoclav.. atau berapa volume boiler yang diperlukan untuk meng oven/steam baglog sejumlah tertentu pada steamer..?

Boiler sederhana yang dibuat umumnya terbuat dari tong, untuk boiler yang kami rancang tersebut menggunakan plat baja tebal 3mm dengan ukuran diameter rata-rata 60cm tinggi 110cm, jika dihitung, volume boiler total adalah sekitar kurang lebih 300 liter. Rasio air dan udara pada boiler biasanya adalah 1:3, jadi pada boiler tersebut menggunakan 100 liter air. Hal ini masih bersifat optional, jika pemanasan api bisa lebih banyak (menggunakan kayu bakar yang diblower misalnya), maka air yang dipakai boleh hingga 200liter.

boiler rancangan kami dengan kapasitas 300liter

Nah, menurut pengalaman kami, boiler ini efektif memanaskan steamer berisi baglog dengan volume maksimal 4m3 atau berisi kurang lebih 900baglog-1000baglog jamur tiram putih dengan ukuran plastik 18x35cm.

Berapa lama waktu yang diperlukan untuk melakukan sterilisasi..??
Untuk waktu yang diperlukan untuk baglog dalam steamer bisa mencapai 100 derajat C sangat tergantung panas api. Jika pemanasan baik/kontinu, maka uap panas/steam yang dihasilkan boiler dapat bertekanan tinggi, karenanya baglog dapat lebih cepat mencapai suhu 100 derajat C.

Dalam pengalaman kami, rata-rata baglog sudah bisa mencapai suhu 100 derajat C dalam waktu sekitar 6-8jam. Untuk yang menggunakan kayu bakar yang diblower dan diberi tungku, suhu bisa mencapai 100 derajat dalam 5jam. Untuk kompor gas high pressure, suhu mencapai 100 derajat dalam 7-8jam.
Pada saat trial, boiler ini mampu mencapai tekanan 1Bar dalam waktu kurang lebih 45 menit dari saat menyalakan kompor high pressure

Ini pun sangat tergantung kualitas steamernya. Steamer yang baik adalah yang mampu menahan uap panas/steam secara baik dan sempurna. Jika pada pintu terdapat banyak kebocoran, otomatis pula pemanasan yang terjadi bisa lebih lama..

Ok, mari kita analisa air yang diperlukan dan uap panas yang dihasilkan untuk memanaskan baglog tersebut. Ingat, hitungan ini bersifat empiris dan akal-akalan sederhana saja, bukan hitungan teknis yang benar, karena teknik yang digunakan adalah teknik pendekatan dengan teknologi tepat guna saja..

Jika menggunakan air standar 100liter dalam memanaskan 4m3 steamer, maka biasanya boiler harus diisi ulang setiap kurang lebih 2 jam. Air ini diisi ketika level air sudah berkurang hingga tinggal 30%, jika kurang dari 2 jam sudah harus diisi, artinya pemanasan api baik dan uap yang dihasilkan pun lebih banyak sebaliknya jika pengisian air lebih dari 2 jam, artinya pemanasan api kurang dan uap panas yang dihasilkan pun kurang pula..

Total air yang diperlukan dalam pemanasan steamer hingga baglog mencapai 100 derajat C kurang lebih mencapai 500 liter-600 liter.. Artinya, air sejumlah tersebut diubah menjadi steam/uap panas bertekanan yang dimasukkan ke dalam steamer berukuran kurang lebih maksimal 4m3.
Nah, bagaimana jika kurang dari itu, otomatis, pemanasan bisa lebih cepat, karena waktu yang diperlukan pun lebih singkat..

Bagaimana pula jika steamer berukuran lebih besar..?
Katakan saja misalnya kita ingin membangun steamer dengan kapasitas 2000 baglog, maka biasanya dibuat steamer dengan ukuran bersih dalam 2 x 2 x 1,8m3 atau 2,2 x 2,2 x 1,6m3. (Ingat, steamer jangan dibuat tinggi, tapi melebar, jadi perbandingan pada tinggi harus lebih rendah).., untuk memanaskan baglog jamur tiram pada steamer dengan ukuran tersebut, dibutuhkan 1000liter - 1200liter air yang diubah menjadi uap panas/steam.., nah untuk itu, yang bisa dilakukan adalah menggunakan dobel boiler atau boiler ganda. Karena jika menggunakan satu unit boiler saja, diperlukan waktu yang lebih lama dan seringkali terjadi loss steam.. Seringkali pula kontinuitas dari pemanasan api berkurang karena kebanyakan pebudidaya menggunakan tenaga manusia, sehingga untuk menunggu pemanasan api selama lebih dari 10 jam tentu faktor keletihan, jenuh dan sebagainya bisa berpengaruh dalam kontinuitas panas api..

Konsumsi Bahan Bakar
Yang sering menjadi pertanyaan pula, berapa banyak gas LPG yang diperlukan dalam proses sterilisasi ini..? Standardnya, jika dioperasikan dengan regulator dan kompor gas high pressure, satu tabung gas LPG ukuran 12kg akan habis dalam 6-7jam. Jadi kuncinya bagaimana menghasilkan api secara kontinu dan baik dalam 6-6-7jam tersebut agar gas yang diperlukan pun tidak terbuang percuma.
Dan bagaimana membuat steamer sesempurna mungkin dalam menyimpan panas, agar konsumsi bahan bakar yang digunakan pun bisa lebih ekonomis.

Harapan kami, posting ini bisa sedikit memberikan gambaran mengenai, mengapa kog boiler yang sudah dibuat kog tidak efektif dalam memanaskan steamer. Hal ini bisa disebabkan banyak hal, bisa jadi boiler yang dibuat menggunakan bahan bekas yang sudah banyak korosi/karat, sehingga terbentuk endapan, atau air steam yang terbentuk pun tidak sempurna karena airnya juga kurang bersih. Bisa jadi pula steamer yang dibuat kurang rapat, banyak terjadi kebocoran, sehingga pemanasan tidak efektif, dan banyak kasus lainnya yang kami sendiri tidak bisa melihat langsung dan memberikan sedikit advice..

Meningkatkan BER, agar panen jamur BANYAK!!

Jumlah BER (Biological Economic Ratio) atau perbandingan jumlah berat panen jamur dengan berat media baglog yang ada selama ini rata-rata 25%-35%, semua bergantung kualitas baglog, kualitas spawn (bibit) dan perawatan.
Bagaimana caranya agar kita dapat mencapai BER yang lebih dari itu..? Apakah mungkin..? Dan apa saja resikonya..? Mari kita bahas bersama-sama. Bagi para pakar jamur tiram, feed back dan kritik saran atas tulisan ini sangat kami harapkan.

Meningkatkan BER sangat diharapkan dapat dilakukan agar hasil panen jamurnya bisa banyak, juga lama.
Tentunya dengan meningkatkatnya BER, keuntungan pebudidaya pun akan meningkat. Lalu bagaimanakah caranya untuk meningkatkan BER ini..?

Berikut sedikit tips dan tatacaranya:


1. Gunakan jenis gergajian yang memiliki berat lebih atau lebih keras (BJ nya lebih berat)
Umumnya di pulau Jawa dan sekitarnya, pebudidiaya menggunakan kayu sengon laut untuk budidaya jamur tiram putih. Hal ini dikarenakan usia tumbuh kayu sengon singkat, sehingga cukup banyak dan mudah didapatkan. Selain itu budidaya dengan kayu sengon laut cukup mudah dilakukan dan resikonya pun tidak terlalu besar. Namun BER yang didapatkan jika menggunakan kayu sengon laut hanya berkisar maksimal 30% saja.

Jika ingin mendapatkan BER yang lebih, bisa memilih kayu mahoni, mindi, waru, coklat, meranti. Jenis kayu yang disebutkan tadi memiliki karakter lebih keras dan berat daripada kayu sengon laut. Artinya dengan menggunakan kayu tersebut, diharapkan BER akan meningkat.

2. Gunakan bibit F2 yang sesuai dengan kayu tersebut.
Kayu yang memiliki karakter lebih keras, maka bibit F2 yang akan diinokulasikan juga harus lebih kuat daripada biasanya. Ini agar pertumbuhan miselia dapat dengan cepat menjangkau atau menembus kayu tersebut. Jika baglog menggunakan jenis kayu mahoni (misalnya) maka, bibit F2 yang digunakan (jika bibit gergajian), sebaiknya berasal dari kayu mahoni pula.
Bibit F2 nya juga harus merupakan konsentrat dengan perbandingan nutrisi beras jagung:bekatul:gergajian 1:2:2 atau 1:2:3.

3. Rasio pemberian bibit pada baglog
Perlu diperhatikan agar perkembangan miselia dapat segera menembus baglog dengan cepat, maka perbandingan berat bibit ke media baglog adalah 0,8%-1,3%. Artinya, jika media baglog yang kita buat memiliki berat 1400gram (1,4kg), maka bibit yang kita inokulasikan beratnya harus 11,2gram - 18,2gram. Jumlah bibit yang diinokulasikan ke baglog sebanyak ini diharapkan akan mempercepat perkembangan miselia dan juga mengecilkan rasio kegagalan. memang, kesannya jadi boros di penggunaan bibit, oleh sebab itu diharapkan pebudidaya dapat memproduksi bibit sendiri..

4. Rasio pemberian nutrisi pada baglog
Nutrisi atau jumlah bekatul, tepung jagung, dan zat lainnya yang akan diberikan pada campulran media normalnya sekitar 15%. Namun untuk memperoleh BER yang lebih, nutrisi yang diberikan juga harus ditingkatkan. Akumulasi total yang diberikan adalah berkisar antara 20% hingga 25% dari berat gergajian. Mengapa pemberian nutrisi ini harus ditingkatkan..? Karena jenis kayu yang digunakan lebih keras dan berat, sedangkan nutrisi itu diperlukan untuk segera memperkuat penumbuhan miselia, jadi nutrisi yang lebih diharapkan mempercepat membentukan dan penyebaran miselia. Tapi untuk pemberian nutrisi ini, harus diperhatikan sterilisasinya juga, posting kami tentang korelasi antara pemberian nutrisi dan sterilisasi perlu untuk diperhatikan.

5. Memperbanyak rasio berat media
Kalau tips ini hanya untuk meningkatkan berat media baglog. Jika ingin memperoleh hasil yang lebih banyak, tentunya volume dan berat baglog harus diperbanyak. Jadi jika normalnya ukuran baglog adalah ber diameter 11cm tinggi 25cm (berat 1,4kg), jika ingin memperoleh hasil lebih, bisa dengan memperbesar baglog dengan ukuran baglog seberat 2kg..

Namun.., untuk meningkatkan BER dengan tips yang sudah diberikan tadi ada beberapa hal yang sangat perlu untuk diperhatikan, antara lain..:

1. Perhatikan dengan benar ph dari gergajian
ph untuk budidaya jamur adalah 7, pengaturan ph ini dapat dilakukan dengan mencampurkan kapur secara merata pada gergajian. Ada baiknya, jika gergajian masih baru, harus dilapukkan terlebih dahulu dengan mencampurkan kapur, lalu dibiarkan selama 1bulan, barulah gergajian dapat digunakan dala proses budidaya. ph ini sangat penting karena jika ph masih diatas 7, maka kegagalan akan tinggi. Cek dengan benar ph sebelum digunakan dengan menggunakan ph meter atau kertas lagmus.
Tampak pencampuran kapur pada gergajian untuk pengaturan ph

2. Pastikan sterilisasi harus benar-benar matang.
Penggunaan jenis gergajian yang lebih keras, otomatis akan memperlama proses sterilisasi. Proses pengukusan yang normalnya sekitar 8jam, jika menggunakan jenis kayu yang lebih keras, bisa jadi akan lebih lama. Pastikan dengan benar termometer sudah menunjukkan suhu media 100 derajat C dan ada baiknya setelah suhu tersebut tercapai, pertahankan dulu selama 2-3jam.. Agar rasio kegagalan dapat diperkecil.. Biasanya jika ingin menggunakan jenis serbuk gergajian dari jenis kayu yang lebih keras, sterilisasi dengan menggunakan drum kurang kuat untuk mematangkan baglog. Apalagi dengan pemberian nutrisi yang lebih banyak, diperlukan proses sterlisasi yang benar-benar panas pada steamer.

3. Proses inokulasi dan inkubasi
Karena diperkirakan pengembangan miselia akan lebih lama daripada biasanya, perlu diperhatikan dengan benar proses inokulasi dan inkubasinya. Setelah inokulasi yang benar dengan memberikan bibit dengan perbandingan 1% tadi, proses inkubasi harus ditempatkan di tempat yang benar-benar bersih dan steril. Pada 10 hari pertama ada baiknya baglog tidak terkena cahaya dan juga hanya diberi sedikit sirkulasi udara saja, nah.. setelah 10 hari tersebut, berikan sirkulasi udara dan cahaya, agar perkembangan miselia pada baglog bisa menyebar dengan baik...

4. Perlunya penelitian kecil..
Jika ingin menggunakan serbuk gergajian dengan jenis yang lebih keras, ada baiknya kita mencobanya dahulu pada skala kecil, dan disterilkan pada autoclave. Nah.., jika memang pengembangan miselia baik, barulah bisa dilakukan untuk skala produksi yang lebih besar..

ada baiknya posting kami tentang faktor yang menyebabkan kegagalan dalam pembuatan baglog juga diperhatikan, karena tips untuk meningkatkan BER tadi juga meningkatkan pula resikonya.

Kegagalan dalam budidaya jamur tiram

Dalam pembuatan baglog jamur tiram, seringkali timbul yellow spot, green spot, gagal menumbuhkan miselium, perkembangan miselium lambat, baglog membusuk, dsb.


Kegagalan ini sebenarnya disebabkan oleh berbagai macam faktor, memang faktor kegagalan ini harus juga diperhitungkan agar kita siap dalam mengantisipasinya.
Seringkali faktor sterilisasi media dianggap sebagai satu-satunya sebab dalam kegagalan.

Padahal proses sterilisasi media hanya merupakan salah satu penyebab saja. Dalam berbagai analisa rekan-rekan, literatur, pengalaman, faktor-faktor kegagalan ini dapat disebabkan berbagai macam sebab. Posting kali ini mencoba sedikit menganalisa sebab-sebab tersebut dan sedikit antisipasinya.
Jika dari sahabat dan rekan-rekan memiliki pengalaman yang lain kami mohon kritik, saran, dan tentunya feedback nya agar juga menambahkan posting ini.

Faktor dari serbuk kayu yang digunakan
Media kayu adalah media utama dalam penumbuhan jamur ini. Jadi sangat penting untuk memperhatikan jenis serbuk kayu yang digunakan. Hendaknya untuk mempermudah budidaya, jenis kayu yang digunakan homogen atau tidak bercampur. Ini berpengaruh dalam lamanya waktu pengomposan dan juga tentunya perkembangan miselium. Untuk wilayah di pulau jawa, paling mudah menggunakan jenis kayu sengon laut. Pencampuran dengan jenis lainnya boleh dilakukan tetapi hendaknya 80% bersifat homogen.Seringkali kegagalan timbul karena pencampuran ini tidak terkontrol, apalagi tercampur dengan jenis kayu yang bergetah seperti kayu pinus, damar, cemara, dan sebagainya.
Penting juga untuk memperhatikan apakah dari penggergajian kayu, serbuk gergaji tersebut terkena tumpahan oli atau tidak, karena sangat beresiko jika digunakan dalam budidaya

Faktor PH
Dalam pencampuran media baglog, tingkat PH dari serbuk gergaji harus diperhatikan dengan benar di kisaran 7. PH yang terlalu basa (poin 7 keatas hingga 8) akan menyebabkan kegagalan. Karena faktor PH ini lah, dalam budidaya diperlukan pengomposan. Metoda pengomposan dari masing-masing pebudidaya memang lain-lain, tapi tujuannya satu yaitu menurunkan PH serbuk gergajian. Metoda itu antara lain:
  • Setelah mencampur, dibiarkan semalam, lalu baru dimasukkan ke dalam kantong baglog
  • Dengan mencampurkan EM4 untuk mempercepat pengomposan
  • Mencampur serbuk gergajian dengan kapur lalu dibiarkan minimal 3 minggu untuk pengomposannya.

Penting sekali untuk memeriksa kondisi PH ini sebelum dimasukkan ke dalam kantong. Pemeriksaan bisa dengan PH meter atau kertas lagmus. Ada pengalaman dari rekan-rekan, jika PH masih di kisaran 7,5 - 8, campuran diberi sedikit campuran air cuka.. lalu diperiksa kembali, setelah PH di sekitar 7, baru dimasukkan ke dalam kantong.

Faktor AIR
Dalam menambahkan kadar air, seringkali kita memang tidak memeriksa air yang digunakan. Ada yang menggunakan air sumur, air PDAM, atau malah air kali biasa. Kandungan kimia pada air tersebut terkadang tidak kita ketahui, jika terdapat kandungan yang mungkin saja bisa menggagalkan dalam proses budidaya, hal ini tentunya tidak kita inginkan. Cara sederhana untuk mengatasinya adalah, air yang akan kita gunakan hendaknya diendapkan dahulu, bisa juga dengan mencampurkan arang untuk menetralisir dan memurnikan air.

Faktor campuran yang kurang baik
Kadar dari campuran memang bermacam-macam dari masing-masing pebudidaya, tetapi rata-rata menggunakan nutrisi sekitar 10%-15%, ada yang maksimal hingga 20% dari berat gergajian. Nutrisi yang kami maksud di sini adalah perbandingan bekatul atau jagung.
Pastikan bahan yang digunakan dalam campuran masih dalam kondisi segar dan baru, tentunya kualitasnya juga harus baik.
Penting sekali untuk segera melakukan sterilisasi setelah campuran dimasukkan ke dalam kantong baglog. Karena setelah dimasukkan ke dalam plastik, akan timbul gas fermentasi yang dapat melambatkan tingkat kecepatan tumbuh miselium nantinya, atau bahkan menghentikannya sama sekali.
Lihat posting tentang campuran baglog

Faktor sterilisasi
Nah.. faktor ini yang sering menjadi momok pada budidaya. Metodanya banyak sekali, ada yang menggunakan tong, ada yang menggunakan steamer beton, plat baja. Ada yang langsung dipanaskan, ada yang menggunakan boiler sebagai penghasil uap panasnya. Intinya cuma satu, bagaimana metoda yang digunakan tersebut dapat memanaskan media baglog hingga 100 derajat C dan mematikan semua bakteri yang ada. Sehingga baglog yang sudah steril tersebut dapat tumbuh miseliumnya setelah ditanamkan bibit di dalamnya.
Air yang digunakan dalam memanaskan baglog juga sebaiknya harus selalu baru dan bersih.
Lihat posting kami tentang sterilisasi baglog.

Faktor kesalahan dalam inokulasi
Dalam melakukan inokulasi bibit jamur tiram putih, kondisi baglog setelah melalui proses sterlilisasi harus memiliki suhu yang pas..
Suhu baglog yang masih terlalu panas dapat menyebabkan kegagalan, begitu juga sebaliknya, suhu yang sudah terlalu dingin juga dapat menimbulkan kegagalan.
Suhu yang baik kira-kira di kisaran 35-38 derajat C (masih hangat sedikit, tapi tidak panas)
Jangan pula misalnya sudah lebih dari 2 hari keluar dari steamer proses sterilisasi, baru dilakukan proses inokulasi, ini sudah terlalu dingin.
Indikasi faktor inokulasi berhasil dapat dilihat seperti foto di bawah ini, walau hanya baru 3 hari, perkembangan miselium sudah terpantau dengan menyebarnya pengapasan.



Faktor bibit jamur yang kurang baik
Bibit jamur tiram putih sangat penting sekali dalam menentukan tingkat keberhasilan dalam budidaya jamur tiram putih. Kualitas bibit ini sangat menentukan keberhasilan. Jangan menggunakan bibit yang sudah terlalu tua. Itu sebabnya sebaiknya jika membeli bibit, janganlah yang kondisi sudah 100% miseliumnya, karena kita sendiri tidak tahu sudah berapa lama umur bibit itu sendiri. Bibit yang sudah terlalu tua (apalagi sudah tumbuh jamurnya) kurang baik untuk digunakan. Bibit yang berumur masih muda memiliki kekuatan yang lebih baik.
Dalam membeli bibit sebaiknya dalam kondisi 70% atau 80% miseliumnya. Dan segera digunakan setelah miselium menyelimuti botol (100%). Jika masih tertunda penggunaannya, maksimal seminggu setelah miselium bibit mencapai 100% sudah harus digunakan.
Dalam pembuatan bibit juga perlu diperhatikan dengan baik sejak dari proses di PDA. Jika perkembangan miselium di PDA sangat tebal dan bagus, InsyaALLAH selanjutnya jika diturunkan ke F1 dan F2 akan bagus terus. Contoh PDA yang bagus seperti pada foto botol sebelah kiri.


Komposisi bibit
Ada baiknya kita juga tahu komposisi nutrisi dari bibit yang akan kita gunakan. Komposisi nutrisi pada bibit jamur tiram menentukan kualitas kekuatan miselium dalam perkembangan di baglog nantinya. Indikasi sederhananya dapat terlihat pada warna putih miselium di botol bibit. Jika putihnya berwarna sangat putih, ini mengindikasikan nutrisi nya baik, tapi jika warna putihnya hanya semu saja, ini mengindikasikan nutrisi yang digunakan kurang.
tampak foto miselium putihnya tebal
walaupun masih kondisi 20%


lihat posting tentang pembibitan jamur

Faktor kebersihan ruang inkubasi
Pada ruang inkubasi, faktor kebersihan, sirkulasi udara, kelembaban juga harus sangat diperhatikan. Bisa jadi semua faktor sudah terlewati dengan baik, dan perkembangan miselium juga baik, tetali karena ruang inkubasi kurang bersih, perkembangan miselium justruk menjadi lambat dan malah terhenti sama sekali. Ada baiknya ruang inkubasi secara rutin dilakukan sterilisasi dengan menyemprotkan formalin 2% sebelum diisi baglog, ini untuk meyakinkan bersih dan sterilnya ruang inkubasi itu sendiri.
Mungkin masih ada beberapa faktor lagi yang terlewat bisa ditambahkan kemudian..

korelasi antara sterilisasi dan pemberian nutrisi baik pada bibit jamur maupun pada baglog jamur

Pada posting sebelumnya sudah dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas baglog jamur tiram putih. Salah satu faktornya adalah kadar nutrisi yang diberikan dalam hal ini jumlah bekatul.
Dalam beberapa referensi yang telah diberikan sebelumnya, kadar nutrisi bekatul berkisar antara 10%-15%. Tetapi ada juga yang memberikan hingga 20%.
Sebenarnya apa pengaruh pemberian kadar nutrisi ini pada baglog dan bagaimana resikonya..?
Sebelum membahas ini, perlu diberikan beberapa keterangan sebagai berikut:
Nutrisi pada baglog adalah campuran kandungan yang mengandung kadar selulosa yang diperlukan oleh perkembangan miselia pada awalnya. Dengan demikian yang termasuk kandungan nutrisi adalah jika kita menambahkan zat-zat berikut pada campuran baglog:
1. Bekatul
2. Tepung jagung
3. Tepung ketela
4. Gula
5. Tepung kedelai
6. dan sebagainya yaa..
Nah.. pada umumnya yang sering dipakai adalah bekatul, tepung jagung, dan gula karena mudah didapatkan dan harganya relatif ekonomis.
Dari bermacam nutrisi tersebut, perlu diperhatikan adlah tingkat kekuatan dari nutrisi, kalau harus diberikan peringkat urutannya adalah gula, tepung jagung, bekatul, tepung ketela, tepung kedelai. Tingkat kekuatan ini perpengaruh dalam pemberian kadarnya.
Sebagai contoh, jika kita berniat memberikan kadar nutrisi 10%, maka yang harus diberikan sebaiknya sebagai berikut:
3% tepung jagung 7% bekatul
atau
1% gula 9% bekatul
Jika kita berencana memberikan kadar nutrisi hingga 15%, maka yang harus diberikan sebaiknya adalah sebagai berikut:
5% tepung jagung 10% bekatul
atau
2% gula 13% bekatul
Jadi kesimpulannya pemberian nutrisi adalah akumulasi/jumlah dari nutrisi yang ada bukan sendiri-sendiri.
Trus bagaimana dengan pemberian nutrisi hingga 20% dan apa pengaruhnya..? Apakah bisa memberikan hasil jamur lebih..?
Dari referensi FAO disebutkan:
"Untuk daerah tertentu yang ber hawa dingin, memang memungkinkan untuk memberikan nutrisi hingga 20%, tetapi untuk daerah yang memiliki hawa panas, pemberian nutrisi yang banyak akan beresiko lebih"
Sepanjang pengamatan dan pengalaman kami, justru kunci dari pemberian nutrisi ini adalah pada proses sterilisasi media. Jika dalam proses sterilisasi dapat mencapai suhu media 100 derajat C atau lebih dan dipertahankan hingga 4 jam (yakin matang), maka pemberian nutrisi yang banyak masih memungkinkan untuk dilakukan.
Tetapi jika proses sterilisasi hanya berdasarkan perasaan (tidak ada termometer untuk mengukur suhu media) maka sebaiknya jangan memberikan nutrisi lebih dari 15%, sebaiknya hanya sekitar 10%-12% saja.
Resiko pemberian nutrisi banyak jika proses sterilisasi kurang matang tampak pada gampangnya terjadi kontaminasi. Pada pemberian jagung, kontaminasi ini akan tampak langsung yaitu warna hijau yang melebar dengan cepat pada sisi jagungnya. Oleh sebab ini kami sendiri jarang memberikan tepung jagung pada campuran baglog. Untuk kami maksimal kami beri 17% bekatul dan 2% gula tanpa jagung.
Pada pembuatan bibit F2, korelasi pemberian kadar nutrisi dengan sterilisasi ini juga tampak. Jika nutrisi yang diberikan perbandingannya 1 jagung 2 bekatul 9 serbuk gergaji, autoclaf cukup di setting pada 1,5BAR selama 45 menit.
Tetapi jika menggunakan perbandingan 1 jagung 2 bekatul 3 serbuk gergaji, autoclaf harus di setting pada 2,5BAR selama kurang lebih 70 menit, jika tidak, banyak terjadi kontaminasi.
Bagaimana pengamatan langsung bahwa baglog atau bibit itu cukup matang pada proses sterilisasinya..?
Jika benar-benar matang, pertumbuhan miselium akan teramati dengan cepat dan putih baik.
Jika kurang matang, pertumbuhan miselium agak lambat, kurang merata, blank, dan kurang putih atau hanya semu coklat saja.. walau akhirnya memutih.

Penggunaan boiler agar sterilisasi baglog jamur tiram murah, efisien, dan sempurna

Pada proses sterilisasi baglog jamur tiram putih, metoda yang terbanyak digunakan adalah dengan mengkukus atau diberi steam (uap panas) hingga suhu media mencapai 100 derajat C. Setelah suhu media tercapai, kondisi ini hendaknya dipertahankan hingga 4 jam untuk menjamin panas uap telah membunuh semua bakteri yang ada.

Pengukusan baglog dapat dilakukan dengan :
  • Mengukus langsung dengan menggunakan tong
  • Mengukus langsung ke dalam steamer dengan pemasan tong seperti foto di bawah ini namun sistem ini sekarang kurang efektif karena memerlukan bahan bakar yang cukup banyak dan memerlukan waktu yang cukup lama, hingga 12-15jam.
  • Menggunakan boiler sebagai alat penghasil uap untuk dialirkan ke steamer. Dalam posting kali ini memang akan dibahas khusus secara sederhana dan singkat mengenai masalah ini.
Penggunaan boiler ini memiliki berbagai keuntungan:
  • Uap panas yang dihasilkan memiliki tekanan yang tinggi
  • Pemanasan di dalam steamer hanya membutuhkan waktu yang singkat
  • Memperbesar tingkat keberhasilan dalam proses sterilisasi
  • Efektif dalam penggunaan bahan bakar. Dengan skema yang akan dibahas ini, menurut pengalaman kami, menggunakan tong dengan kapasitas sekitar 200 liter, boiler mampu mensterilisasi sekitar 1200 baglog media jamur dalam waktu kurang lebih 8-9jam, dan hanya mengabiskan 1,5 tabung LPG ukuran 12kg. Subhanallah.. berarti jika harga LPG adalah Rp.80.000,- berarti biaya pembelian LPG = Rp. 120.000,-. Jika mampu mensterilisasi 1200 baglog, biaya per baglog untuk proses sterilisasi adalah Rp.120.000 /1200 = hanya Rp.100,- saja.
Trus... bagaimana konstruksi dari boiler itu...???? Berikut sedikit informasinya:

Sebelumnya mari kita diskusikan apa yang dimaksudkan dengan boiler.
Boiler adalah sebuah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air hingga terbentuk sebuah uap panas atau steam.
Air panas atau steam yang dihasilkan ini pada tekanan tertentu digunakan untuk mengalirkan panas ke sebuah proses, yang disini kita manfaatkan untuk proses sterlisasi media baglog jamur tiram putih.

Yang perlu diperhatikan di sini adalah, setelah air panas diubah menjadi steam (uap panas) volumenya akan berubah menjadi 1600 kali, tenaga yang dihasilkan pun bisa menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak.. Nah.. untuk itu penggunaan boiler dan pemilihan jenis bahan untuk membuat boiler perlu diperhatikan dengan baik, karena menyangkut keamanan.

Jenis boiler yang umumnya dibuat untuk industri ini adalah :

Fire tube boiler
Yaitu dengan sistem panas dari api pemanasan melalui sebuah tube atau pipa-pipa selanjutnya air umpan berada di dalam sebuah shell atau bejana diubah menjadi steam.
Fire tube boiler ini biasa digunakan untuk kapasitas steam yang relatif kecil dengan tekanan uap (steam) yang sedang sampai besar. Fire tube boiler ini cukup efektif untuk kecepatan steam 12.000 kg/jam dengan tekanan hingga 18 kg/cm2.
Sistem fire tube boiler ini konstruksinya bisa di gunakan dalam pembuatan boiler sederhana untuk dimanfaatkan dalam sterilisasi media baglog jamur tiram.

Water tube boiler
Air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa masuk ke dalam drum. Air yang tersirkulasi ini kemudian dipanaskan oleh gas pembakar dan terbentuklah steam dalam daerah uap di drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tenaga steam sangat tinggi seperti pada pembangkit tenaga.

Ilustrasi skemanya pada gambar berikut:

Terus bagaimana untuk konstruksi boiler yang efektif bagi sterilisasi media baglog jamur tiram?
Konstruksi yang di pilih bisa merupakan pemanfaatan skema fire tube boiler atau water tube boiler. Kapasitas air dan uap pada bejana sederhana umumnya sekitar 200 liter. Konstruksi yang dipilih bisa menggunakan plat baja atau tong sederhana.

Berikut ini salah satu skema sederhana dari boiler yang dimanfaatkan untuk menghasilkan uap panas yang dialirkan ke dalam steamer :



pembuatan boiler sesuai skema di atas


Boiler dengan modifikasi skema di atas dan
menggunakan bahan bakar kayu bakar saja

Yang perlu diperhatikan adalah :
  • Periksa betul ketebalan tong yang digunakan, sebaiknya gunakan yang cukup tebal.
  • Bejana di dalam boiler bisa menggunakan plat baja atau juga tong, bentuknya bisa menyerupai tabung juga dan di atasnya terdapat pipa baja 3".
  • Pada bagian pipa sirkulasi yang terdapat dalam boiler berguna untuk mengalirkan air yang dipanaskan oleh gas pembakar dipasang rapat secara zigzag dengan tujuan masing-masing pipa mendapatkan panas yang merata dari api kompor.
  • Gunakan pipa galvanis dengan ketebalan cukup
  • Perhatikan dengan benar posisi level air jangan sampai melebihi batas lower, karena tenaga boiler bisa sangat besar dan dikhawatirkan meledak.
  • Walaupun penggunaan tong lebih murah (paling hanya habis 2juta an) tetapi disarankan tetap menggunakan bahan plat baja atau stainlesssteel agar lebih aman dan tanah lama.

Untuk skema boiler yang menggunakan fire tube boiler, skemanya seperti berikut ini:

Untuk fire tube boiler ini yang digunakan adalah plat baja setebal 4mm, sehingga biaya pembuatannya agak mahal. Skema ini memerlukan pemanasan api yang diberi blower yang bertujuan untuk menyalurkan api lebih sempurna ke dalam pipa pengumpan panas.





Steamer beton untuk sterilisasi media jamur tiram

Dalam pembuatan steamer, bisa dipilih berbagai metoda, cara dan bahan. Ada yang menggunakan plat baja, pasangan bata, beton, ada juga yang campuran. Intinya adalah bagaimana bisa mempertahankan dan menyimpan uap panas sehingga dapat mensterilkan media baglog dengan baik dan sempurna.

Berikut sedikit gambaran pembuatan steamer dengan bahan beton dan pasangan bata.
Keuntungan penggunaan bahan ini adalah :
  • Dapat menghemat ruangan dengan kapasitas baglog yang cukup banyak
  • Seperti pada gambar ini adalah salah satu contoh saja desainnya, dengan ukuran 170x170x170cm sudah dapat memuat kurang lebih 1000 baglog jamur.
  • Suhu sterilisasi dapat terjaga lebih lama daripada penggunaan drum atau plat baja. Beton dapat menyimpan panas uap steam lebih lama, sehingga proses sterilisasi bisa lebih sempurna. Pengalaman kami setelah suhu mencapai 100derajat C, dan proses steam kami hentikan, dalam 12 jam kemudian suhu masih di kisaran 80derajat C.
  • Tingkat kegagalan baglog akibat kurang steril lebih kecil
Untuk membuat steamer, yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
  • Campuran beton dibuat standard K175 yaitu campuran 1:2:3 semen pasir kerikil
  • Pasangan bata adalah seperti trasram PC 1:2
  • Perlu diberi ikatan besi beton di antara tulangan kolom pada pasanga bata untuk menguatkan
  • Plat beton penutup atap dibuat melengkung, ini dapat menghasilkan putaran uap yang baik dan lebih cepat menghasilkan uap panas steril
  • Bagian bawah perlu diberi bak kontrol untuk pembuangan air hasil tetesan uap panas steam
  • Perletakan pipa inlet steam kurang lebih pada 1/3 panjang steamer
  • Perletakan termometer adalah pada kurang lebih 2/3 tinggi steamer
  • Bagian dalam steamer diberi lapisan plat aluminium minimal tebal 1mm. Biasanya harga per lembar ukuran 100x200cm adalah Rp.60.000.
  • Bagian pintu besi diberi karet yang cukup tebal sehingga bisa rapat.
  • Bagian atas plat beton penutup diberi pipa untuk pembuangan uap.
Untuk lebih jelasnya mungkin dapat dilihat pada ilustrasi berikut ini..:

tampak atas dan denahnya


tampak pada bagian potongan A-A


Tampak pada bagian B-B


Perletakan baglog di dalam steamer sebaiknya berdiri dan dibuatkan rangka besi sebagai raknya seperti yang tampak pada gambar berikut ini :



O ya hampir lupa.. sebagai catatan:
desain steamer tersebut langsung dibuat di lantai kerja dengan asumsi sistem steamnya tidak menggunakan sistem direct steam, tetapi menggunakan boiler untuk mengalirkan uap panas ke dalam steamer.
steamer dengan sistem angsung tanpa boiler.
Sistem ini sudah mulai ditinggalkan karena tidak efisien
dalam penggunaan bahan bakar

Tampak gambar boiler dari tong yang menghasilkan uap panas
untuk dialirkan ke dalam steamer

Ini juga salah satu contoh boiler yang mengalirkan
uap panas ke dalam steamer

Download desain steamer versi CAD

Biaya pembuatan baglog (bagian 2)

Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja biasanya kami bagi menjadi pencampuran media, pengemasan baglog dan yang kedua adalah biaya inokulasi.

Untuk pembuatan, pengemasan baglog spesifikasi kerja meliputi:
- Pencampuran serbuk gergaji dengan bekatul, pengayakan, penambahan kadar air
- Pengisian campuran tadi ke dalam plastik baglog
- Pemadatan lalu diberi cincin.

Untuk spesifikasi kerja itu rata-rata satu tenaga kerja bisa menghasilkan 100 baglog untuk jam kerja normal yaitu 7 jam. Jika gaji per orang per hari Rp.30.000,- Maka biayanya = Rp.300 /baglog. Jika proses ini bisa secara mekanis menggunakan mesin misalnya untuk pencampuran memakai mixer dan pemadatan memakai mesin, maka pembuatan baglog bisa lebih banyak, mencapai 4x lipatnya. Jadi biaya pencampuran, pengemasan baglog bisa tinggal Rp. 75,- per baglog.

Untuk inokulasi, pada jam kerja normal (7 jam), satu orang tenaga kerja mampu menginokulasikan sekitar rata-rata 250 baglog. Jadi jika gajinya Rp.30.000,- per hari, biaya tenaga kerja= Rp. 120,- per baglog.
Sub total untuk biaya tenaga kerja adalah Rp. 420,- per baglog jika dikerjakan secara manual. Jika pekerja sudah benar-benar trampil, hasil bisa lebih banyak, jadi biaya per baglog bisa di efisienkan lagi hingga Rp.300,- per baglog.

Biaya Sterilisasi
Untuk sterilisasi media, beban biayanya sangat variatif dan tergantung volume baglog yang akan diproduksi. Seringkali pebudidaya mengkreasi sendiri sistem sterilisasinya agar biaya yang dikeluarkan bisa seefisien mungkin.

Berikut sedikit gambaran perbedaannya:

Sterilisasi menggunakan drum (maksimal 60 baglog /drum)
Jika satu kali proses memakai 4 drum dan menggunakan kompor gas/minyak untuk sterilisasi langsung, maka biayanya sangat tinggi. Maka dari itu sistem ini sudah sangat ditinggalkan. Jika menggunakan gas, maka diperlukan setidaknya 2 tabung LPG 12kg. Biaya menjadi Rp.150.000 untuk 240 baglog. Jadi per baglognya = Rp.625,-. Ini terlalu tinggi.
Ada yang menggunakan boiler, lalu uapnya dialirkan ke drum tadi. Dengan tenaga uap boiler ini mampu untuk di paralel ke 5 drum. Konsumsi gas hanya 1 tabung LPG 12kg, jadi biayanya Rp. 75.000,- untuk 300 baglog atau Rp.250,- per balgog.
Jika proses tadi menggunakan kayu bakar, maka memang bisa murah. Untuk sterilisasi 300 baglog hanya membutuhkan kurang dari 1m3 kayu bakar (beli per pikup seharga Rp.75.000 an). Jadi biaya rata-rata Rp. 250,- per baglog.

Sterilisasi menggunakan steamer beton (kapasitas 1000 baglog)
Keuntungan steamer beton adalah efektif dalam tempat dan pemanasan. Steamer masih mampu menjaga panas uap hingga 10 jam. Pengalaman kami, jika sudah mencapai suhu 100 derajat C, dan kompor kami matikan. Suhu itu masih bertahan 2 jam. Lalu setelah 10jam, masih di kisaran 80 derajat C.
Untuk steamer kapasitas 1000 baglog, diperlukan boiler kapasitas 200 liter. Konsumsi energi yang diperlukan kurang lebih 2 tabung gas LPG 12kg. Jadi biayanya Rp.150.000,- untuk 1000 baglog atau Rp.150,- per baglognya.

KESIMPULAN
Jika seluruh biaya direkapitulasi:
Biaya bahan pendukung dan bahan utama : Rp.1000 /baglog
Biaya tenaga kerja : Rp.420,-
Biaya steriliassi : Rp.250,-
Jadi total biaya = Rp. 1670,- per baglog

Jika untuk produksi massal dan mampu membuat bibit sendiri:
Biaya bahan pendukung dan bahan utama: Rp.900,-
Biaya tenaga kerja : Rp.200,-
Biaya sterilisasi : Rp.150,-
Jadi total biaya = Rp.1250,- per baglog bahkan lebih rendah lagi

Beban biaya ini masih bersifat variatif sekali tergantung masing-masing daerah dan kemampuan pebudidaya untuk melakukan inovasi yang bisa mengurangi biaya produksi.

Biaya pembuatan baglog (bagian 1)

Posting ini hanya berdasarkan pengetahuan dari pengalaman kami yang sangat sedikit, jika memang di tempat lain terdapat perbedaan, mohon untuk disesuaikan saja. Bukan bermaksud menyudutkan petani/produsen baglog. Untuk apa..? Kami juga produsen baglog, tetapi kami tidak menjual baglog karena bagi kami lebih menguntungkan baglog hasil produksi kami dibuahkan dan yang dijual jamurnya.. bukan baglognya.

Hitungan yang akan kami sampaikan ini pun hanya menjadi salah satu referensi saja, semua harus disesuaikan dengan harga di masing-masing daerah. Ini hanya untuk memberikan gambaran berapa biaya produksi untuk membuat baglog.

Harga baglog bisa dibagi menjadi analisa bahan utama, bahan pendukung, dan tenaga kerja. Semuanya terintegrasi menjadi biaya satuan yang menghasilkan harga pokok produksi. Harga pokok produksi ini sangat tergantung volume atau banyaknya baglog yang akan diusahakan, karena tentunya semakin banyak, bisa merupakan produksi massal yang umumnya lebih murah biaya per satuan baglognya dibandingkan produksi yang lebih sedikit.

Sebagai referensi, berikut analisa biaya untuk baglog ukuran diameter 11cm tinggi 25cm yang memiliki berat rata-rata 1,5 kg:

Analisa bahan pendukung :

1. Plastik baglog

Plastik baglog yang digunakan bisa menggunakan plastik roll ukuran 0.05x18 yang dipotong per 35cm. Berarti untuk satu roll panjang 100m bisa menghasilkan 280 buah. Plastik kemudian di seal di salah satu ujungnya.
Biaya: Harga plastik per roll sekitar Rp.50.000,- Jadi biaya per peace plastik adalah Rp.50.000/280 yaitu Rp. 178,57- Jika dimasukkan biaya tenaga kerja untuk seal, Biaya bisa dibulatkan menjadi Rp.200/plastik.
Untuk mempermurah biaya plastik, bisa juga dengan memesan plastik baglog yang sudah jadi di pabrik. Menurut pengalaman kami, harga plastik pabrikasi yang sudah jadi ter seal, tinggal digunakan saja (diisi serbuk gergaji) harganya Rp.27.000,- /kg. Plastik tersebut jika dihitung sejumlah kurang lebih 190buah/kg. Berarti biayanya = Rp.27.000/190 = Rp. 142,- /plastik baglog (lebih efektif dan lebih murah)

2. Cincin baglog. Harga rata-rata = Rp.75 /buah

Bahan utama:

1. Serbuk gergaji.
Idealnya karena budidaya jamur adalah pemanfaatan limbah serbuk gergaji dari pemotongan kayu, seharusnya serbuk gergaji bisa gratis.. Tapi sekarang karena banyaknya pebudidaya, serbuk gergaji menjadi memiliki nilai ekonomis. Kemudian berapa harga keekonomisannya..? Pengalaman kami, lebih fair jika serbuk gergaji dibeli dengan ukuran kubikasi. Untuk wilayah kami, harga serbuk gerjadi rata-rata Rp.60.000 hingga Rp.70.000 per m3 nya. Menurut pengalaman kami, per m3 bisa menghasilkan rata-rata 280baglog hingga 300baglog, tergantung ukuran partikelnya. Serbuk gergaji yang lebih halus dapat menghasilkan baglog lebih banyak. Jika dihitung, paling mahal biaya satuan untuk serbuk gergaji adalah Rp.70.000/280 = Rp.250 /baglog.

2. Kapur
Kapur biasanya kami tambahkan dengan mencampurkannya ketika menimbun serbuk gergaji. Kebutuhannya sedikit. Per m3 serbuk gergaji hanya dibutuhkan sekitar 2,5kg an. Biayanya sekitar Rp.5000 /m3. Jika per m3 bisa menghasilkan 280 baglog, biaya kapur = Rp.18,-. Ditambah tenaga kerja maksimal Rp.20,-

3. Bekatul
Untuk nutrisi rata-rata, dibutuhkan 100gram per baglognya. Jika harga bekatul Rp.1800/kg, biaya per baglog adalah = Rp.180.

4. Tepung jagung.
Nutrisi ini bersifat optional. jika ditambahkan, maksimal 30gram per baglog. Jika harga tepung jagung Rp.4000/kg, biaya menjadi Rp.120 /baglog.

5. Bibit jamur F2.
Di sini biayanya sangat krusial. Tujuan kami memberikan posting pembuatan bibit F0 F1 F2 adalah agar rekan-rekan juga bisa membuat bibit sendiri. Jika dengan membeli, harga bibit F2 per botol rata-rata Rp.7000 untuk diinokulasikan ke sekitar 30 baglog. Jadi beban biayanya= Rp.233,- per baglog. Untuk merata-rata, kami naikkan di kisaran Rp.250,- per baglog. Jika mampu membuat sendiri, maka biayanya bisa dihemat hingga tinggal Rp.75,- per baglog.

6. Bahan-bahan tambahan
Seperti kalsium, gula, air. Karena penggunaannya sedikit. Langsung kami lumpsum kan aja di kisaran Rp.100 /baglog. Ini sudah biaya maksimal.
Sampai disini kita sudah mendapatkan dua sub biaya jika keterangan tadi ditotal:
Sub biaya bahan pendukung maksimal = Rp.275 /baglog
Sub biaya bahan utama = Rp. 970 /baglog
TOTAL = Rp. 1195 /baglog.

Beban biaya itu bisa diiritkan lagi menjadi sekitar Rp.900 /baglog jika bibit membuat sendiri dan tidak memakai tepung jagung dalam campuran baglog.

Nah, yang belum dimasukkan adalah biaya yang cukup krusial dan penting yaitu biaya sterilisasi dan biaya tenaga kerja. Untuk itu bersambung di posting selanjutnya.